Modul 3: Mengatasi Konflik
Konflik
adalah perselisihan yang timbul karena perbedaan atau pertentangan dalam
menyikapi suatu masalah.
Didalam
menjalani kehidupan berumah tangga ada kalanya konflik dapat terjadi
dikarenakan didalam pernikahan itu bukan hanya hubungan antara suami dan istri
saja, ada keluarga besar masing-masing pasangan, teknologi atau kebutuhan yang
semakin berkembang atau kompleks.
Adapun sumber
atau penyebab konflik dapat dibagi menjadi 5:
- Perbedaan karakter/ kepentingan (dalam hal kebiasaan)
- Perbedaan paham/ pemahaman/ persepsi (dalam hal komunikasi)
- Perilaku yang kurang menghargai orang lain (dalam hal respon)
- Kompetisi untuk mendapatkan sesuatu (dalam hal karier)
- Tugas dan tanggung jawab yang tidak dirumuskan secara jelas
Konflik dalam
rumah tangga terjadi karena tidak mengerti cara komunikasi suami-istri,
terkadang dari cara bicara/ nada bicara dapat menyebabkan konflik oleh karena
itu perlu untuk menjaga mulut dari nada-nada yang sifatnya kasar, menyindir.
Untuk suami –
arahkan mata dan telingamu terhadap perkataan istrimu karena istri/ wanita memiliki
kebutuhan berkata-kata yang banyak (minimal 16.000 kata per hari) untuk menjaga
hubungan komunikasi dengan orang lain.
Untuk istri –
Jika suami pulang dari kantor dan tidak berkata-kata/diam bukan berarti dia
sedang marah, istri harus peka terhadap kondisi suami, jangan langsung
mengeluarkan kata-kata complain karena bagi suami yang dibutuhkannya pada saat
itu adalah istirahat.
Ada 4 tipe
kepribadian orang/ pasangan dalam bereaksi/ menanggapi konflik:
- Mendiamkannya
Berpikir bahwa cara terbaik menyelesaikan masalah adalah dengan mendiamkannya, mendiamkan sama halnya dengan menghindar dari masalah (dapat juga berarti pengecut), mendiamkan tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan hanya membangun tembok antara suami istri.2. Bertengkar untuk menangBertengkar untuk membuktikan diri bahwa ia paling benar dan pasangannya salah, bertengkar untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.3. MengalahMenganggap bahwa mengalah itu tindakan yang benar dan tidak perlu bersusah payah untuk membuktikannya, ini sebenarnya merupakan kemarahan yang dipendam, yang pasti akan dilampiaskan pada kesempatan atau cara yang lain.4. Berkompromi = Mencari penyelesaianMasing-masing sedikit mengalah dan mencoba mencapai titik tengah/kesepakatan ini merupakan jalan terbaik.Setiap pasangan perlu belajar mengetahui cara mengatasi konflik dengan baik, yaitu bagaimana bertengkar dalam kasih (1 Korintus 13:4-8)Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karna ketidakadilan, menutupi segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu dan kasih itu tidak berkesudahan.
Kasih ada 4
jenis:
- Eros – Kasih yang bersifat kedagingan, seksualitas
- Storge – Kasih antara sahabat
- Phila - Kasih antara orang tua dan anak
- Agape – Kasih Tuhan kepada Manusia.
Kita tidak
bisa lari dari masalah. Apabila ada konflik dalam kehidupan berumah tangga harus
diselesaikan dengan pasangan kita, jangan langsung curhat kepada orang lain/
orang tua. Lebih Bijak jika kita mencoba menyelesaikan secara 4 mata dahulu,
apabila tidak dapat menyelesaikannya hubungi gembala/pendeta yang dapat
memberikan masukan yang bijaksana sesuai dengan Firman Tuhan, atau orang yang
kerohaniannya tinggi dan tidak bocor mulut.
Menceritakan
masalah kepada orang tua bisa dilakukan hanya saja pastikan dahulu bahwa orang
tua kita adalah orang tua yang objective (tidak memihak) karena kebanyakan
orang tua selalu membela anaknya (apabila masalahnya sudah selesai orang tua kita
masih saja melihat kejelekan dari pasangan).
Juga kita tidak boleh
menceritakan masalah rumah tangga kita kepada teman baik karena bisa saja teman
kita bocor mulut dan menceritakan aib keluarga kita kepada orang-orang yang
dikenalnya.
Jangan Curhat
kepada lawan jenis, sebab akan terjadi perselingkuhan dan dapat menyebabkan
masalah yang lebih besar lagi dikemudian hari.
Prinsip
Firman Tuhan dalam menghadapi konflik:
- Miliki
sikap orang belajar. Masing-masing akan menang jika dapat belajar dan bertumbuh melalui pengalaman, sikap orang belajar adalah sikap yang dibutuhkan karna dengan sikap ini kita mau diajar dan dituntun untuk melakukan kebenaran untuk mencapai jalan keluar yang terbaik, Ketika menghadapi konflik, kita meminta pertolongan Tuhan atau Hamba Tuhan untuk menuntun kita mencari penyelesaian.Rumah tangga yang harmonis tidak bisa jadi secara instan; Amsal 24:3-4 – Dengan hikmat rumah didirikan, dan dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda b yang berharga dan menarik. Hikmat itu didapatkan dari belajar/ Tuhan; Kepandaian didapatkan melalui belajar dari pengalaman. Rumah Tangga diisi harta benda: damai sejahtera, sukacita, kebahagiaan.Konflik membuat jiwa menjadi lesu – untuk itu datang kepada Tuhan dan belajarlah, miliki hati yang lemah lembut, rendah hati (kosongkan cangkir).
- Mendengar
dengan baik Ajak
pasangan kita untuk menceritakan perasaan dan keinginannya, dengar dan temukan
akar permasalahannya, tanyakan kepada pasangan kita: apa yang diinginkannya,
apa yang menurutnya jalan terbaik.
Yakobus 1:19 - Suami istri harus cepat mendengar dan lambat untuk berkata-kata, juga lambat untuk marah - Kendalikan
emosi/ amarahKemarahan tidak pernah membantu untuk menyelesaikan konflik atau membantu kita bertumbuh dalam konflik.Yakobus 1:20 – Amarah tidak mengerjakan kebenaran dihadapan Allah.Amsal 15:1 – Jawaban lemah lembut meredakan kegeraman.
- Pikir
dulu sebelum bicaraAmsal
10:19 – Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan
bibirnya, berakal budi.
Dengan berpikir dulu sebelum bicara, akan membantu kita mengatakan keinginan kita tanpa melukai perasaan pasangan kita. - Instrospeksi
diri sendiri
Amsal 28: 13 – Siapa yang menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa yang mengakui dan meninggalkannya akan disayangi.Jika kita salah – akuilah, jika kita benar – diamlah!! - Persingkat
konflik
Efesus 4:26 – Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.
Masing-masing berusaha untuk segera menyelesaikan konflik, tidak menunda-nunda, apalagi dengan sengaja memperpanjangnya..Dengan melakukan prinsip firman Tuhan, kita dapat mengubah konflik menjadi berkat.