Motivasi - Gagal Bangkit Lagi (Never Give Up)
Pada suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di
sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan
frustasi yang menggantung. Dia hanya berjalan dengan langkah gontai ke
sana kemari tanpa arti, seperti tak tahu apa yang dilakukannya.
Sementara di taman itu banyak orang menikmati keindahan pepohonan yang
sesekali diiringi kicauan burung, si pemuda hanya tertunduk lesu.
Setelah sekian lama, ia kemudian terduduk di sebuah kursi taman dan
menghela napas panjang.
Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor
laba-laba yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon
tempat dia duduk sambil melamun. Dengan perasaan iseng dan kesal,
diambilnya sebatang ranting yang jatuh tak jauh dari tempatnya duduk.
Seperti hendak melepaskan tak karuan yang melandanya, si pemuda segera
mengarahkan ranting terseb ut untuk merusak sarang si laba-laba.
Akibatnya, benang-benang sarang dari laba-laba yang sudah seperempat
jadi itu pun rusak berantakan.
Setelah puas dengan kelakuannya, si pemuda memperhatikan ulah si
laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan
laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah
laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali
sarangnya di tempat lain?
Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu yang lama. Karena
si laba-laba kembali ke tempatnya semula dan mulai mengulangi kegiatan
yang sama. Laba-laba merayap-merajut-melompat, dan dengan lincah ia
menyusun helai benang yang dipintalnya dengan penuh ketekunan. Semakin
lama, semakin lebar dan ia pun hampir menyelesaikan seluruh pembuatan
sarang barunya. Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk
bekerja lagi dengan semangat penuh memperbaiki dan membuat sarang baru,
pemuda yang dari tadi memperhatikan ulah laba-laba kembali timbul rasa
isengnya. Maka, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan
menghancurkan sarang tersebut untuk kali kedua.
Setelah kembali hancur, pemuda kembali ingin tahu, apa yang akan
dilakukan si laba-laba. Ternyata, tak disangka-sangka oleh si pemuda,
untuk ketiga kalinya laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali
memulai dari awal - dengan bersemangat merayap-merajut-melompat dan
menyusun setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya. Dengan tekun
laba-laba kembali memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Demi melihat dan mengamati ulah laba-laba yang mau membangun sarang
yang telah hancur untuk kali ketiga, sang pemuda mendadak sontak
tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan
dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali.
Semangat binatang yang begitu kecil, namun giat bekerja tanpa mengenal
lelah, menimbulkan perasaan malu pada diri pemuda. Ia seperti
mendapatkan pencerahan. Karena sesungguhnya, si pemuda yang tadinya
merasa hati dan perasaannya gundah, rupanya baru saja mengalami satu
kali kegagalan!
Karena itu, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun
berjanji dalam hati, "Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena
telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang
dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang,
seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari
setiap kehancuran!" Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk
bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi,
tanpa putus asa.
Apa yang kita pelajari?
Mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Sebab, sebenarnya dengan kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin...
Melalui kegagalanlah kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah
kita lakukan. Dengan begitu, kita akan tahu hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan tahu di mana saja kesalahan yang telah kita perbuat untuk
tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita ke depan
menjadi lebih baik.
Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita
gagal bukan berarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses.
Seperti kata pepatah yang sering kita dengar: kegagalan adalah bagian
kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda.
Banyak tokoh dunia yang kita kenal, semua pasti pernah mengalami proses
kegagalan. Tak hanya sekali, bahkan berkali-kali. Tak hanya itu, saat
berada di puncak kesuksesan pun, tak jarang mereka terpeleset dan bahkan
kembali jatuh ke jurang. Namun, bagi mereka yang memiliki kekayaan
mental, rasa sakit dan jatuh itu hanya akan dirasakan sebagai masa belajar dan mengasah diri untuk kembali menggapai prestasi.
Itulah kekuatan sesungguhnya dari semangat "Never Give Up!",
yakni semangat pantang menyerah yang timbul dari dalam insan-insan luar
biasa yang sadar potensi. Sebab, di balik kegagalan, pastilah ada
pembelajaran. Di balik halangan dan rintangan menghadang, pastilah ada
peluang yang menantang untuk dimenangkan. Untuk itu, mari kita jadikan
semangat "Never Give Up!" menjadi sumber kekuatan untuk terus menerjang
tantangan. Jadikan semboyan "Never Give Up!" sebagai pedoman untuk
berkarya, bertindak, dan berusaha demi mencapai sukses yang luar biasa!!