Hukum-hukum Kemakmuran

Saat kita memulai pelajaran tentang kemakmuran dan bagaimana cara mewujudkannya berdasarkan Firman Tuhan, mari kita membaca ayat-ayat dasar yang menjadi landasan dari keseluruhan pelajaran kita. Ijinkan saya menyebutkan disini bahwa kita menempatkan Firman Tuhan sebagai yang terutama dan terpenting dari seluruh pelajaran ini, bukan apa yang kita pikirkan tentang perkataan Firman Tuhan, melainkan apa yang benar-benar dikatakan Firman Tuhan! Saat kita melihatnya dalam Firman, percayalah, dan mulai bertindak berdasarkan Firman Tuhan, iman akan terbentuk. "Iman Timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus" Roma 10:17
Saat kita membaca teks ayat dasar, ingatlah Yesus berkata dalam Yohanes 17:17 "Firman-Mu adalah kebenaran." Untuk arti yang lebih jelas, maka gantilah kata kebenaran dengan kata Firman seperti berikut: "Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran [Firman]. Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran [Firman]" 3 Yohanes 2-4
Perlu dijelaskan bahwa saat Rasul Yohanes menulis Surat ini, ia sudah tua dan telah menjalankan hidup kekristenan selama waktu yang sangat panjang - nyatanya, sejak ia masih muda. Ia telah berjalan bersama Yesus dan memperhatikanNya sepanjang pelayananNya dibumi. Yohanes adalah pria tua yang bijak, kuat didalam Tuhan dan ia berkata "Aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu."
Berdasarkan pendapat tradisional, kita telah dituntun untuk mempercayai  bahwa kemakmuran adalah hal yang buruk dan bukan dari Allah. Tetapi Yohanes menulis bahwa kita seharusnya baik-baik [makmur] dan sehat-sehat saja saja dan kemudian berkata dalama ayat 11 "Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik, Barang siapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. "Bila kemakmuran itu jahat, mengapa Ia ingin kita makmur? Tahukah kita, tidak ada yang salah dengan kemakmuran. Uang bukanlah akar dari segala kejahatan. Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang (lihat 1 Timotius 6:10), semoga kita menyadari bahwa kemakmuran meliputi jauh lebih banyak daripada keuangan.
Saat Yohanes berkata kita seharusnya makmur dan sehat, ia menambahkan kalimat, "Sama seperti jiwamu baik-baik saja." Manusia adalah roh, manusia memiliki jiwa yang terdiri dari pikiran, niat dan emosi; dan manusia tinggal dalam satu tubuh. Jadi, ada kemakmuran rohani; ada kemakmuran mental; dan ada kemakmuran fisik.
Untuk mencapai kemakmuran rohani, kita harus dilahirkan kembali. Saat kita menerima Yesus sebagai juruselamatmu dan menjadikanNya Tuhan dalam hidupmu, rohmu dilahirkan kembali dan dibawa ke dalam persekutuan dengan Bapa, Allah yang mahakuasa. Ini akan menempatkanmu diposisi untuk menerima Dia segala hal yang dijanjikan dalam Firman-Nya.
Untuk mencapai kemakmuran dalam jiwa, kita harus mampu mengendalikan pemikiran kita, niat kita dan emosi kita. Hanya karena kita telah mengumpulkan sejumlah besar pengetahuan, tidak berarti bahwa pemikiran kita makmur. Kemakmuran pikiran datang saat kita menggunakan pengetahuan yang telah dikumpulkan - saat kita mengendalikan pemikiran kita, dan bukan pemikiran yang mengendalikan kita. 2 Korintus 10:5 berkata, " Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah [atau menentang Firman Allah]. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. "Orang yang melakukan hal ini memiliki kendali atas pemikirannya dan berada dalam posisi makmu secara mental. Kita tidak dapat mengendalikan pikiran kita secara total tanpa Firman Tuhan hidup dan bekerja didalam kita.
Kita harus mengendalikan niat kita dengan cara yang sama. Beberapa orang berkata, "Tuhan, bantulah hancurkan niat saya." Allah tidak ingin mengendalikan niat yang hancur. Ia menginginkan niat kita secara utuh dan dalam kepatuhan atas kehendakNya, sehingga kita berdua dengan Tuhan dapat bekerja sama dalam kesatuan. Saat Allah membentuk manusia, Ia memberinya suatu niat yang memiliki kuasa. Niat atau kehendak manusia sama dengan yang dimiliki Allah karena manusia memiliki hak untuk memilih nasib abadinya sendiri. Hanya seorang Allah yang memiliki pilihan seperti itu! Manusia dibentuk menurut citra Allah dan diberikan kehendak untuk menetapkan pemikirannya sendiri. Dalam Ulangan 30:19, Allah berkata "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu. " Bukankah itu suatu hak yang istimewa? Pilihannya ada ditanganmu!
Saat jiwa manusia makmur, kehendaknya sama dengan kehendak Allah. Bagaimana kehendakmu bisa sama dengan kehendak Allah? Kehendak kita sama dengan kehendak Allah sewaktu kita tahu apa yang dikatakan FirmanNya. FirmanNya dan kehendakNya adalah sama! seorang yang jujur tidak dapat menghendaki satu hal dan mengatakan yang lain. Bila kita berlaku sesuai dengan Firman Tuhan, kehendak kita seharusnya sama dengan kehendak Allah.
Mari kita diskusikan emosi kita sebagai bagian dari jiwa. Orang yang makmur secara emosional dapat mengendalikan emosinya. Saya dulu berpikir ini berarti tak tidak pernah menunjukkan emosi, tetapi ternyata bukan demikian.
Yesus mengendalikan secara total emosiNya. tetapi ia menangis di kubur Lazarus! Hal yang penting adalah bahwa tangisNya tidak membuat Dia bergabung dengan kerumunan orang yang berduka. Ia terus bergerak dalam Roh. Ia menempatkan prioritasNya sesuai pada tempatnya dan membangkitkan Lazarus dari kematian. Ia menunjukkan emosi, tetapi Ia tidak dikendalikan emosi.
Kita tidak akan pernah dapat menjadi lebih sehat atau lebih makmur dibanding jiwa kita. Kita dapat dilahirkan kembali, bahkan dipenuhi dengan Roh Kudus, dan masih tidak makmur dalam jiwa kita. Contohnya Seorang percaya berdoa agar kebangunan rohani turun diatas suatu gereja, dan semua orang agar diselamatkan, tetapi orang kudus ini sakit sepanjang waktu - karena tidak mempercayai Firman Tuhan untuk kesehatannya sendiri! Ia tidak pernah mengetahui kepenuhan Roh Kudus dan berbicara dengan bahasa lain, sekalipun kesembuhan dan kemakmuran adalah miliknya sepanjang masa. Kita tahu bahwa jiwa orang itu tidak makmur dalam lingkup ini, pemikirannya tidak meraih arti Firman Tuhan sepenuhnya; mentalnya tidak pernah diberi makan 'Firman Tuhan tentang kesembuhan, Roh Kudus dan kemakmuran. Ia cukup mengetahui Firman untuk mencari keselamatan dan kebangunan dan menggunakan pengetahuan ini untuk berdoa bagi kuasa Allah. Jiwanya makmur dalam lingkup ini.
Definisi dunia tentang kemakmuran fisik (kemakmuran perasaan) meliputi emas, perak, keuangan, kedudukan politik, kedudukan sosial dan kekuasaan. Definisi dunia tentang kemakmuran mental (kemakmuran jiwa) adalah mengetahui semuanya." Satukan kedua pemikiran ini dan kita memiliki satu orang yang dapat menggunakan pemikirannya untuk meraih kekuasaan finansial dan politikal. Ini adalah konsep dunia tentang kemakmuran. Kita dengan mudah menelusurinya! Kekayaan dan kekuasaan tidak dapat menjawab semua masalah. Uang adalah tuhan yang jahat! Uang tidak dapat membeli kesehatan yang baik atau menghindari sakit penyakit dari tubuh manusia. Ya uang dapat membeli kesehatan, tetapi sistem kesembuhan dunia tidak cukup baik. Dalam dunia mental, seorang dapat memiliki semua fakta dibenaknya dan tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan pengetahuan itu untuk mendapatkan uang atau kesehatan yang dibutuhkannya.
Apa yang menghasilkan kemakmuran rohani, mental dan fisik? Apa yang menyatukan seluruh lingkup ini bersama-sama? Firman Tuhan. Alkitab berkata dalam Ibrani 4:12 bahwa Firman Allah hidup, daripada pedang bermata dua manapun. Dikatakan bahwa Firman Tuhan memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, dan bahwa Firman Tuhanlah yang membedakan pertimbangan dan pikiran hati. saat kita berjalan dalam Firman Tuhan, kita akan makmur dan sehat.
Kita dapat menetapkan kemakmuran dalam fisik atau dunia mental saja. Akan lebih mudah untuk menetapkan kemakmuran rohani saja, tetapi kita tidak mampu untuk menjadi malas dan mengurangi kemakmuran fisik dan mental karena kita diselamatkan dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kehendak Allah bagi kita adalah menjadikan kita utuh - roh, jiwa dan tubuh - dan terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (Lihat 1 Tesalonika 5:23). Saat kita berjalan dalam terang Firman Tuhan, Kita akan menjadi makmur dalam segala lingkup hidup kita.

Tuhan memberkati!

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Suara Allah dan Suara Iblis/ Setan

Kunci Menghancurkan Penghalang Janji Tuhan!

Tipe Kepribadian Melalui Test DISC