Membentuk Anak Laki-Laki Menjadi Pria Dewasa
Seorang ayah memikul
tanggungjawab untuk membesarkan dan secara khusus memberikan bekal kepada anak
laki-laki agar mereka bertumbuh besar menjadi seorang pria dewasa yang memang
kita harapkan, khususnya yang Tuhan harapkan.
Seorang ayah memiliki peranan
yang sangat besar bagi anak laki-laki. Anak laki-laki perlu menyerap sifat
kelaki-lakiaan dari ayahnya. Ini disebut proses identifikasi.
Proses identifikasi adalah proses
memasukkan sifat-sifat, perilaku, pola tingkah laku, pola pikir atau
pengungkapan emosi dari ayah atau orang tua ke dalam diri anak laki-laki. Oleh
sebab itu kehadiran seorang ayah dan waktu kebersamaan begitu penting.
Anak laki-laki akan menyerap yang
baik maupun yang buruk dari sifat-sifat dan tingkah laku ayahnya sebagai pria
dewasa.
Persiapan yang harus dilakukan
seorang ayah adalah :
1. Seorang ayah harus hadir dan
terlibat dalam kehidupan si anak.
2. Seorang ayah harus rajin
berkomunikasi dengan anaknya.
Jika anak sudah menyerap hal-hal
yang positif dan negatif karena mencontoh ayahnya, itu tidak akan membuat dia
kesulitan dalam terjun ke masyarakat.
Ada beberapa hal yang secara
TERENCANA perlu ayah ajarkan kepada anak laki-laki :
1. Mengajar anak mengambil
keputusan.
Seorang pria sebaiknya menjadi
orang yang mengambil inisiatif.
Doronglah anak untuk mulai
mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.
Penting bagi ayah untuk tidak
mempermalukan atau melecehkan si anak sewaktu ia tidak bisa mengambil
keputusan. Adakalanya ayah perlu
membiarkan anak mengambil keputusan yang memang terasa kurang pas, tetapi
selama tidak berkaitan dengan dosa dan tidak membahayakan jiwanya, maka
sekali-kali biarkanlah. Dengan cara ini maka dia akan belajar lebih berani
mengambil inisiatif dalam sebuah keputusan, dan tidak tergantung terus dengan
keputusan orang tuanya.
Sekali-kali ayah harus
merentangkan anak untuk berani mengambil keputusan yang berbeda. Orang tua
harus mengikuti perkembangan anak, supaya jangan sampai anak terjerumus dalam
hal yang negatif, karena kebebasannya tanpa
dikontrol oleh orang tua.
Satu tindakan orang tua yang
paling umum dan yang paling membuat anak tidak mau berbicara pada orang tua
adalah celaan dan teguran.
2. Ada anak laki-laki yang sering
kali mencoba bereksperimen, dalam hal ini dukungan orang tua khususnya ayah
sangat diperlukan.
Keberanian mengambil resiko
adalah sifat pria yang baik dan yang dihormati. Anak harus didorong untuk
berani mengambil resiko dan mencoba, supaya dia tidak takut pada kegagalan.
Waktu anak mengambil resiko melakukan sesuatu, sang ayah harus hati-hati : jangan
terlalu cepat mengevaluasi, mengkritik, mencela atau menjatuhkan anak.
Salah satu kualitas pria yang
dihargai oleh lingkungan adalah stabil, kestabilan emosi adalah suatu ciri pria
yang baik.
3. Dalam menghadapi tugas,
seorang anak laki-laki menjadi orang yang sigap.
Seorang pria , dalam melaksanakan
tugasnya diharapkan bersifat sigap, bukan malas-malasan dan lamban, ini hal
yang harus ditanamkan kepada anak.
Seorang anak laki-laki harus
diberi tugas tanggungjawab, misalnya meletakkan sepatu di rak sepatu,
membereskan piring setelah selesai makan. Ini adalah bagian dalam mendidik anak
kita.
Yang sulit disini adalah memberi
teladan pada anak, anak ingin lihat perbuatan daripada perkataan.
4. Anak harus dipersiapkan untuk
bersosialisasi.
Seorang ayah juga harus
mengajarkan kepada anak laki-laki untuk melindungi wanita. Jadi ajarkan anak
laki-laki untuk mempunyai sikap atau persepsi yang tepat terhadap wanita, yaitu
melindunginya bukan memanfaatkannya.
Seorang ayah perlu mengajarkan,
tugasnya-lah melindungi wanita dari serangan orang, dari ancaman orang, dari
eksploitasi orang, dari pemanfaatan orang lain, dan terutama jangan sampai dia
menjadi seorang pria yang memanfaatkan wanita.
Dalam hubungan dengan pria lain,
sang ayah harus mengajarkan bahwa dia setara denga pria lainnya.
Anak laki-laki yang menganggap
dirinya hebat dan bisa atau paling kuat biasanya akan mempunyai masalah dengan
teman-temannya, dia harus belajar merendahkan diri dan tidak sombong.
Namun apabila anak laki-laki yang
merasa tidak bisa apa-apa, merasa teman-temannya lebih hebat dari dia, mungkin
dia akan merasa rendah diri.
Oleh karena itu kita ajarkan
bahwa dia sejajar dengan teman-temannya.
Dalam memberi bimbingan terhadap
anak laki-laki, maka ada tiga hal yang harus diwaspadai :
1. Jangan sampai kita terlalu
terjebak dalam perbedaan antara feminin dan maskulin.
2. Jangan menghina anak laki-laki
karena pria peka terhadap penghinaan.
3. Jangan mengharuskan anak
laki-laki menyukai hobby kita.
Amsal 20:18 : “Sekalipun ada emas dan permata banyak tetapi
yang paling berharga adalah bibir yang berpengetahuan”.
Dalam hal ini….. hikmat menjadi
seorang pria adalah : menjadi seorang
yang takut Tuhan, mengenal Tuhan dan bisa hidup di tengah-tengah lingkungannya.
Comments